Kamis, 12 April 2012

Untuk semua saudaraku yang mau sejenak membaca tulisan ringanku… ^_^

Kawan, dunia tidak akan kiamat hanya karena cinta kita tak sampai. Mentari takkan berhenti berputar hanya karena yang kita inginkan tidak sesuai dengan yang kita butuhkan. Kita hanya makhluk yang tidak tahu apa-apa, bahkan tentang diri kita sendiri. Inilah kita, sejatinya, bodoh tapi sok tahu.

Pegang satu pedoman, "dibalik kesulitan, pasti ada kemudahan." Itu akan membuat kita yakin bahwa selamanya kita tidak akan pernah sengsara. Kalaupun ada kesengsaraan yang kita alami, itu sebenarnya hanya kejahilan diri kita sendiri, yang tidak tahu, bahwa dibalik kesengsaraan, pasti ada hikmah yang Luar Biasa. Hingga diri ini semakin tegar, semakin kuat, dan terlatih. Kesengsaraan yang kita "merasa" sengsara sebenarnya hanya dari diri kita sendiri yang terkadang berlebihan dalam menyikapi ujian yang datang. Padahal, kalau kita berani mencoba "memandang akhir", maka kesengsaraan itu akan berubah menjadi hal menegangkan yang memicu "jiwa petualang" kita, untuk mengejar akhir yang kita impikan.

Pernahkah kita melihat seorang bayi mungil yang "stress" hanya karena sering terjatuh ketika belajar melangkah? Pernahkah kita melihat seorang bayi yang "putus asa" sampai ingin "bunuh diri" hanya karena terjatuh dan terjatuh dan terjatuh dan terjatuh dan terjatuh..... lagi?

Tidak, kawan. Bayi selalu punya senyum dan semangat untuk bangkit dan bangkit lagi, sampai dia mampu menjejakkan kakinya di bumi. Selangkah, dua langkah, tiga, empat, lima, seratus, dua ratus, dan ribuan langkah dalam jarak tempuh ribuan kilometer.

Pernahkah kita ingat, bahwa salah satu dari bayi-bayi itu, adalah kita?

Wow… hebat, kan, kita? Mampu bangkit dan bangkit dan bangkit dan bangkit untuk bisa berdiri di kaki sendiri dan menikmati dunia satu paket dengan keindahannya.

Lalu, kenapa kita lantas jadi mudah terpuruk hanya karena masalah-masalah sepele?

Kawan, tidak ada masalah yang besar sebenarnya, tapi kita sendirilah yang terlalu mendramatisir masalah hingga terlihat sangat besar. Bahkan tidak jarang kita "merasa" menjadi manusia paling sengsara di dunia.

Hei….. Sudahlah…. Untuk apa keluh kesah itu? Untuk apa putus asa? Kita masih punya Allah Swt. Pemilik diri kita yang hakiki. Yang menciptakan kita dan memberi kita satu naskah "Garis Hidup" yang harus kita mainkan. Kita tinggal memainkan saja. Kenapa jadi repot-repot untuk ikut "mencampuri" pekerjaan-Nya.

Allah Swt sudah tahu apa yang kita butuhkan, tapi kita inginnya begini dan begitu. Apa namanya kalau bukan ingin "mencampuri" pekerjaannya? Sudahlah… jalani saja. Hadapi saja. Hayati saja. Dan Nikmati saja. Karena sesungguhnya, kita sangat beruntung seandainya kita "mampu" dan "mau" memandang diri kita dari sudut yang berbeda.

Kawan, satu kalimat indah yang pernah kulihat di sebuah dinding Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Yatim Piatu yang sangat sederhana, di sebuah desa kecil, telah membuatku begitu bergetar dan ter-inspirasi untuk senantiasa menikmati jamuan apapun yang Allah Swt hidangkan.

Hidup Sekali Hiduplah yang Berarti.

Indah bukan?

[dhien]
26 Januari 2010 (23.00 WIB)


2 komentar: